SELAMAT DATANG DI BLOG ORSPEX (organisasi Pemuda Kampek)SEKERTARIAT jl sN KALIJAGA GANG 08 KAMPEK WILALUNG GAJAH DEMAK 085740513763 ojo lali mampir zo....moco moco sedelok

Minggu, 17 April 2011

ikhwan sejati


"Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari badannya yang kekar,
tetapi dari kasih sayangnya pada orang lain di sekitarnya.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya,tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia dihormati di tempat kerja,
tetapi bagaimana dia dihormati di dalam rumah.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan,
tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang,
tetapi dari hati yang berada di baliknya itu.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja,
tetapi dilihat dari komitmennya terhadap akhwat yang dicintainya.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan,
tetapi dari tabahnya ia menjalani liku-liku kehidupan.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya ia membaca Al Qur'aan
tetapi dari istiqomahnya dalam melaksanakan apa yang ia baca.
AKAN SEGERA DIBENTUK IRMAS "BAZZA" UNTUK SEMUA PEMUDA WILALUNG KAMPEK MULAI USIA KELAS 3 MTS/SMP SAMPAI ...............(BELUM DIANGGAP TUA) hehehehehehehe IKUT ZA....
yuk belajar bersama.......!

Minggu, 27 Februari 2011

Niat Belajar Dalam Ta'limul Muta'allim


  Niat Belajar Menurut Ta’limul Muta’alim
Al-Zarnuji mengatakan niat adalah azas segala perbuatan, maka dari itu adalah wajib bagi pelajar untuk berniat dalam belajar[1]. Beliau mengatakan :

لابد له من النية فى زمان تعلم العلم. اذا النية هي الاصل فى جميع الاحوال
Artinya : "Setiap pelajar harus menata niatnya ketika akan belajar. Karena niat adalah pokok dari segala amal ibadah".[2]
al-Zarnuji dalam kitab Ta’limul Muta’alim berpendapat bahwa belajar adalah suatu pekerjaan, merupakan sebuah ibadah dan kewajiban, maka ia harus mempunya niat belajar dan niat belajar yang harus dimiliki oleh pelajar harus sesuai dengan tuntunan alqur’an dan sunnah.
Dalam kitab Ta’limul Muta’alim al Zarnuji menjelaskan pedoman niat belajar yang baik yang harus dimiliki oleh semua pelajar guna mendapatkan ilmu yang bermanfaat, beliau memaparkan sebagai berikut :
1.      Ridha Allah   (  وينبغى أن ينوى المتعلم بطلب العلم رضاء الله)
2.      Kebahagiaan Akhirat.    (  والدار الآخرة…..)
3.      Memerangi kebodohan pada diri sendiri dan kaum yang bodoh (menambah pengetahuan dan memberikan manfaat kepada diri dan masyarakat)    
(  وإزالة الجهل عن نفسه، وعن سائر الجهال)
4.      Mengambangkan dan Melestarikan Islam  (وإحياء الدين وإبقاء الإسلام)
5.      Mensukuri Nikmat Akal dan Badan
(وينوى به: الشكر على نعمة العقل، وصحة البدن…….)
6.      Tidak memiliki niat untuk mendapat kesohoran dari manusia (pujian/ posisi/penghormatan), hal dunia, sanjungan dan kedekatan dari para pemimpin dan sebagainya (ولا ينوي به اقبال الناس, ولا استجلاب)
Berikut ini adalah penjelasannya
a)    Mencari Ridha Allah ‘Azza wa Jalla
Al Zarnuji menyebutkan agar pelajar yang telah bersusah payah belajar, untuk tidak memanfaatkan ilmunya untuk urusan-urusan duniawi yang hina dan rendah nilainya.
Untuk itu kata Zarnuji hendaklah seseorang itu selalu menghiasi dirinya dengan akhlak mulia. Jadi yang perlu dicamkan adalah bahwa dalam mencari ilmu harus dengan niat yang baik sebab dengan niat itu dapat menghantarkan pada pencapaian keberhasilan. Niat yang sungguh-sungguh dalam mencari ilmu adalah keridhaan Allah akan mendapatkan pahala.
Al Zarnuji tidak memperkenankan niat dalam mencari ilmu untuk mendapatkan harta banyak, penghormatan dari orang, dan sanjungan dari pra petinggi atau pejabat, dan hal hal yang bersifat duniawi murni. Sebagaimana diungkapkan beliau :

  ولا ينوى به إقبال الناس عليه، ولا استجلاب حطام الدنيا
والكرامة عند السلطان وغيره[3]

Al Zarnuji menganjurkan restrukturisasi niat yang utama untuk pelajar agar belajar mencari Ridha Allah, bukan untuk mendapatkan hal hal materi dan duniawi seperti kebahagiaan harta dunia, pangkat, nilai ujian yang tinggi, ijazah dan hal dunia yang lain yang selama ini menjadi orientasi keberhasilan  para pelajar zaman sekarang .
b)      Memperoleh kebahagiaan akhirat
Pelajar harus mendasarkan niat belajarnya dengan Husnunniyat (niat yang baik).  Al Zarnuji mendefinisikan amal akhirat adalah semua amal sekalipun itu amal duniawi tetapi dilandaskan pada niat akhirat maka amal yang akn dilaksanakan oleh seseorang itu termasuk amal akhirat. Nashirudin dalam menterjemahkan niat ”Al-Daral Akhirat” sebagi sebuah landasan untuk mendapatkan surga. Beliau mengatakan bahwa niat belajar juga harus memiliki niat untuk mengharapkan kebahagiaan akherat yang berupa syurga.[4]
c)      Berusaha memerangi kebodohan pada diri sendiri dan kaum yang bodoh, Mengembangkan dan melestarikan Islam, Mensukuri nikmat akal dan badan yang sehat
Manusia adalah mahluk, dan semua mahluk adalah bodoh,  maka dikatakan oleh al Zarnuji  bahwa belajar itu bukan untuk mencari kepintaran dan kepandaian tetapi menghilangkan kebodohan dan ketidaktahuan yang ada dalam diri seseorang. Juga seorang wajib memberikan pencerahan ilmu dari apa yang telah ia miliki baik berupa ilmu itu sendiri maupun dari buah ilmu itu. Seperti halnya seorang guru, dosen, pengajar, tutor memberikan pencerahan berupa ilmu dan nasehat nasehat kepada orang lain , dokter memberikan pengobatan kepada pasiennya, montir dengan jasanya, sopir memberikan manfaat ilmunya berupa mengemudi membantu orang lain dan berbagi contoh lainnya.
Niat belajar hendaknya didasarkan pada kemauan untuk senantiasa melestarikan islam di bumi, konsep al Zarnuji membuktikan bahwa niat dalam belajar yang di sampaikan beliau memiliki orientasi yang luas, baik untuk pribadi, masyarakat, dan agama. Sebagaimana kutipan Syekh Burhanudin yang artinya :

Artinya:  Sungguh merupakan kehancuran yang besar seorang alim yang tak peduli, dan lebih parah dari itu seorang bodoh yang beribadah tanpa aturan, keduanya merupakan fitnah yang besar di alam semesta bagi orang-orang yang menjadikan keduanya sebagai pedoman. [5]

orang yang pandai tetapi kependaiannya hanya untuk dirinya sendiri tanpa memikirkan orang lain itu tidak berarti, begitu juga orang bodoh beribadah ibadahnya bisa batal atau ia akan mudah terjerumus ke aliran sesat.
Oleh karena itu berniat untuk menysukuri nikmat akal dan badan berarti harus memiliki komitmen untuk memberikan manfaat atas ilmunya kepada sesama yang membutuhkan sehingga dapat merubah mayarakat disekeliling alim tersebut untuk menjadi masyarakat yang lebih baik dalam segi ibadah, sosial maupun muamalah.
al-Zarnuji menekankan agar belajar adalah proses untuk mendapat ilmu, hendaknya diniati untuk beribadah. Artinya, belajar sebagai manifestasi perwujudan rasa syukur manusia sebagai seorang hamba kepada Allah SWT yang telah mengaruniakan akal. Lebih dari itu, hasil dari proses belajar-mengajar yang berupa ilmu (kemampuan dalam tiga ranah tersebut), hendaknya dapat diamalkan dan dimanfaatkan sebaik mungkin untuk kemaslahatan diri dan manusia. Buah ilmu adalah amal. Pengamalan serta pemanfaatan ilmu hendaknya dalam koridor keridhaan Allah, yakni untuk mengembangkan dan melestarikan agama Islam dan menghilangkan kebodohan, baik pada dirinya  maupun orang lain. Inilah buah dari ilmu yang menurut al-Zarnuji akan dapat menghantarkan kebahagiaan hidup di dunia maupun akhirat kelak

Minggu, 20 Februari 2011

Mari mulai berkreasi

teman teman orspex mania yang tercinta,hidup didunia perly adanya sensasi dan penciptaan kreasi agar hidup tak terasa jenuh dalam mengarungi bahteranya.
dalam berkreasi tak hanya berkreasi semata,tetepi lebih lebih bisa menciptakan kreasi yang menghasilkan keuangan,tetapi janganlah lupa luruskan dulu niat jika anda ingin melakukanya tidakk lain adalah karena Allah SWT.

MARI teman2 semua kita mulai berkreasi agar organisasi kita ini bisa lebih memeriahkan hidup kita bersama,dan mudah - mudahan kita semua menjadi orang 2 yang sukses srmua....dan doakan q jadi PRESIDEN......hahahahahahahahahhaahh

cara mengatasi kejenuhan

Setiap hari kita melakukan berbagai kegiatan mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Belajar, bermain, berangkat sekolah, bekerja atau sekedar duduk merenung. Pernahkah kita menghayati makna semua kegiatan yang kita lakukan, menikmatinya atau sekedar menjalaninya? Seringkah kita merasa bosan dengan apa yang kita alami?

Jika kita sudah memiliki pertanyaan-pertanyaan itu, SELAMAT!…berarti kita masih memiliki keinginan untuk tahu dan daya pikir yang dinamis. Pertanyaan itu pasti akan muncul ketika kita merasa jenuh dengan apa yang kita alami. Jenuh, bosan. Untuk mengatasinya, kita harus mencari tahu akar dari rasa jenuh itu, sehingga bisa menemukan cara untuk menyiasatinya.
Umumnya, kita merasa jenuh karena ada yang kosong di hati kita. Itu bisa terjadi karena sesuatu yang bersifat monoton, rutinitas, dan gak ada harmoni. Tidak semua orang suka keteraturan, banyak yang menyukai tantangan. Sesuatu yang kita cari untuk mengatasi rasa jenuh ialah inspirasi. Sedangkan celah yang mampu menghilangkan rasa jenuh ialah kreasi. Inspirasi dan kreasi merupakan dua nilai idé yang bisa menyentuh rasa dan jiwa untuk berselera. Mengayuh pikir untuk terus mengalir dan bermuara pada satu karya yang bisa, biasa bahkan luar biasa. Inspirasi lahir dari penglihatan, pendengaran yang diteruskan ke ladang keinginan, harapan, impian dan cita-cita. Kreasi tumbuh karena adanya dorongan inspirasi untuk berani menciptakan dan mewujudkan sesuatu itu menjadi nyata.
Banyak membaca bisa merangsang tumbuhnya inspirasi. Dengan banyak membaca, kita menjadi banyak belajar. Dengan banyak belajar, kita bisa menghasilkan kreasi dan karya. Membaca di sini bukan sekedar membaca serangkaian aksara, melainkan membaca dengan melibatkan unsur kepekaan telinga, hati dan pikiran, sehingga jiwa kita tergugah untuk mencipta. Medium seperti ini, tidak harus selalu hal-hal yang kelihatan besar, tetapi bisa dimulai dari hal-hal kecil yang kita alami sehari-hari yang justru membuat kita merasa jenuh tadi. Sebagai ilustrasi, kita sering merasa bosan makan cireng (penganan yang terbuat dari adonan tepung sagu yang digoreng) dengan rasa yang standard (asin gurih). Kebosanan itu bisa membuat kita berpikir untuk membuat aneka rasa cireng. Cireng isi oncom, isi ayam, isi keju, isi daging, dan isi sosis. Ketika pikiran ini menggugah perasaan dan keinginan kita untuk mencoba, maka inilah inspirasi. Inspirasi ini dapat dikembangkan menjadi sebuah ide kreatif dan menghasilkan karya yang disukai dan dinikmati orang lain. Ide kreatif inilah yang akan menjadi sebuah kreasi.
Kreasi lahir dari keberanian mencoba dan berani tampil beda. Sesuatu yang dianggap kreatif ialah yang berbeda dari kebanyakan dan tak biasa. Pada awalnya, ilustrasi seperti cireng aneka rasa mungkin hanya satu atau dua orang saja yang mengembangkan, sehingga banyak penikmat kuliner yang berburu penganan tersebut sampai ke luar kota. Penganan yang berbeda dari rasa, kemasan, bahkan harga yang biasa. Dalam perkembangannya, banyak orang yang kemudian terinspirasi dan menciptakan rasa yang lebih variatif. So, orang yang mau membaca, berani mencoba dan menciptakan sesuatu dapat mengasah kecerdasan pikiran, perasaan dan tindakannya agar lepas dari kejenuhan.
Bacalah dari sesuatu yang kita lihat, bacalah dari pribadi yang sering kita temui, bacalah dari pengalaman yang pernah dialami siapapun dan bacalah dari seluruh keinginan dan kenyataan. Lalu, cobalah melakukan sesuatu yang kita bisa, kita harapkan dan kita inginkan. Cobalah mewujudkan sesuatu yang kita baca menjadi nyata. Niscaya hidup lebih bermakna meskipun itu sederhana. Ide itu tidak pernah mati selagi kita masih memiliki rasa ingin tahu, mau berpikir dan mau berupaya mewujudkannya.